JIKA KAMU BERBUAT BAIK (BERARTI) KAMU BERBUAT BAIK BAGI DIRIMU SENDIRI, DAN JIKA KAMU BERBUAT JAHAT MAKA (KEJAHATAN) ITU BAGI DIRIMU SENDIRI (QS. AL ISRA' AYAT 7)

Rabu, 27 Mei 2009

JAWA BARAT PERINGKAT UTAMA !!!!!!!??????


Berita dari TV pagi ini, diwarnai dengan laporan bahwa Jawa Barat menduduki peringkat utama dalam kemaksiatan, ini ditandai dengan bahwa penderita HIV/AIDS di Jawa Barat adalah tertinggi di Republik ini. Untuk dinyatakan sebagai penderita HIV/AIDS haruslah melalui beberapa langkah telah mengalami penyimpangan/penyalahgunaan, antara lain: Kemungkinan penyalah gunaaan narkoba terutama yang menggunakan jarum suntik, ataupun telah melakukan hubungan seksual secara bergantian (bukan pasangan tetap) artinya angka pesangan tidak setiapun banyaaak terjadi di tanah Parahyangan ini.

Adapula yang menjadi korban dari orang-orang yang berprilaku menyimpang, ini adalah suatu tragedi kembali. Mereka harus menderita HIV/AIDS dari orang yang terdekat mereka sendiri yang mempunyai kecenderungan untuk berprilaku menyimpang tersebut. Mereka tak tahu apa-apa tapi ditularkan oleh pasangannya sendiri.

Kabupaten Cianjur yang terkenal dengan Gerbang Marhamah, rasa-rasanya kalau masyarakat menggunakan Gerbang Marhamah sebagai pondasi dalam berprilaku, Insya Allah bencana tersebut tidak akan ada. Tetapi kalau kita sempat jalan-jalan ke arah Puncak/Cipanas, Bulu kuduk rasanya berdiri, betapa jauhnya antara harapan dan kenyataan dari Gerbang Marhamah tersebut.
Aku sebagai salah seorang tenaga kependidikan di tanah ini, merasakan betapa sangat memilukan dengan berita ini, adakah yang salah? Berapa persenkan bencana ini disebabkan oleh proses pendidikan yang salah? Mungkin dalam proses pendidikan yang dilaksanakan oleh sekolah-sekolah yang menjadi sumbangan terbesar dari kejadian ini? Berapa persenkah tanggung jawab ini harus aku pikul.
Aku memiliki anak-anak, yang yang menjadi tanggung jawabku, untuk dapat mengantarkan mereka jauh dari bencana ini. Aku betul-betul harus mengantarkan mereka untuk dapat memilih kehidupan yang baik. Kehidupan yang baik untuk dunianya dan baik pula untuk akhiratnya kelak.
Ya Allah, berikan aku kekuatan untuk dapat mengantarkan anak-anakku yang merupakan titipan-Mu untuk dapat meraih kehidupan yang baik dan dalam ridho-Mu. Amin.

Senin, 18 Mei 2009

IN MATTERS OF PRINCIPLE STANDS LIKE A ROCK, IN MATTERS OF TASTE SWIM

Aku adalah salah satu orang yang mendapatkan suatu pelajaran mengenai sebuah kehormatan dan harga diri dari sebuah perjalanan: Seorang pemuda yang sedang lapar pergi menuju restoran jalanan dan iapun menyantap makanan yang telah dipesan. Saat pemuda itu makan datanglah eorang anak kecil laki-laki menjajakan kue kepada pemuda tersebut, "Pak mau beli kue, Pak?" Dengan ramah pemuda yang sedang makan menjawab "Tidak, saya sedang makan". Anak kecil tersebut tidaklah berputus asa dengan tawaran pertama. Ia tawarkan lagi kue setelah pemuda itu selesai makan, pemuda tersebut menjawab: "Tidak dik saya sudah kenyang".Setelah pemuda itu membayar ke kasir dan beranjak pergi dari warung kaki lima, anak kecil penjaja kue tidak menyerah dengan usahanya yang sudah hampir seharian menjajakan kue buatan bunda. Mungkin anak kecil ini berpikir "Saya coba lagi tawarkan kue ini kepada bapak itu, siapa tahu kue ini dijadikan oleh-oleh buat orang di rumah". Ini adalah sebuah usaha yang gigih membantu ibunda untuk menyambung kehidupan yang serba pas-pasan ini. Saat pemuda tadi beranjak pergi dari warung tersebut anak kecil penjaja kue menawarkan ketiga kali kue dagangan. "Pak mau beli kue saya?", pemuda yang ditawarkan jadi risih juga untuk menolak yang ketiga kalinya, kemudian ia keluarkan uang Rp 2000,- dari dompet dan iaberikan sebagai sedekah saja. "Dik ini uang saya kasih, kuenya nggak usah saya ambil, anggap saja ini sedekahan dari saya buat adik". Lalu uang yang diberikan pemuda itu ia ambil dan diberikan kepada pengemis yang sedang meminta-minta. Pemuda tadi jadi bingung, lho ini anak dikasih uang kok malah dikasihkan kepada orang lain. "Kenapa kamu berikan uang tersebut, kenapa tidak kamu ambil?. Anak kecil penjaja kue tersenyum lugu menjawab, "Saya sudah berjanji sama ibu di rumah, ingin menjualkan kue buatan ibu, bukan jadi pengemis, dan saya akan bangga pulang ke rumah bertemu ibu kalau kue buatan ibu terjual habis. Dan uang yang saya berikan kepada ibu hasil usaha kerja keras saya. Ibu saya tidak suka saya jadi pengemis". Pemuda tadi jadi terkagum dengan kata-kata yang diucapkan anak kecil penjaja kue yang masih sangat kecil buat ukuran seorang anak yang sudah punya etos kerja bahwa "kerja itu adalah sebuah kehormatan", kalau dia tidak sukses bekerja menjajakan kue, ia berpikir kehormatan kerja dihadapan ibunya mempunyai nilai yang kurang. Suatu pantangan bagi ibunya, bila anaknya menjadi pengemis, ia ingin setiap ia pulang ke rumah melihat ibu tersenyum menyambut kedatangannya dan senyuman bunda yang tulus ia balas dengan kerja yang terbaik dan menghasilkan uang. Kemudian pemuda tadi memborong semua kue yang dijajakan lelaki kecil, bukan karena ia kasihan, bukan karena ia lapar tapi karena prinsip yang dimiliki oleh anak kecil itu "kerja adalah sebuah kehormatan", ia akan mendapatkan uang kalau ia sudah bekerja dengan baik.
Kerja bukanlah masalah uang semata, namun lebih mendalam mempunyai sesuatu arti bagi hidup kita. Kadang mata kita menjadi "hijau" melihat uang, sampai akhirnya melupakan apa arti pentingnya kebanggaan profesi yang kita miliki.
Bukan masalah tinggi rendah atau besar kecilnya suatu profesi, namun yang lebih penting adalah etos kerja, dalam arti penghargaan terhadap apa yang kita kerjakan. Sekecil apapun yang kita kerjakan, sejauh itu memberikan rasa bangga di dalam diri, maka itu akan memberikan arti besar.

Selasa, 05 Mei 2009

SIAPA AKU?

Adalah pertanyaan yang sangat pendek, tapi sangat sulit untuk menjawabnya!
Aku adalah seorang laki-laki yang dilahirkan oleh seorang ibu, hampir 48 tahun yang lalu. Ini berdasarkan data akte kelahiranku, ijazah, ktp dan segala surat menyurat mengenai diriku. Semua itu belum bisa menjawab siapa aku?
Ibuku yang melahirkan aku, sampai hari ini belumlah pernah sekalipun dapat aku buat menjadi senang sebagai ucapan terima kasihku atas perjuangan melahirkan anak yang kembar bersamaan diriku.
Aku menjadi seorang murid dari beratus-ratus guru yang membesarkanku sampai hari belumlah ada kesempatan untuk mengucapkan terimakasihku, yang ada hanya lintasan kekesalan dan kemarahan yang tak terucap karena kebandelan dan keisengan yang aku lakukan.
Ketika aku menjadi seorang guru di Banten, pada tahun 1988 hingga tahun 2004. Kurun waktu yang sangat panjang yang seharusnya dapat aku lakukan untuk menorehkan bagi sebuah kehidupan untuk masyarakat Bayah - Banten.
Entah apalagi yang telah aku perbuat, untuk melengkapi betapa aku belumlah mengenal siapa aku ini? Tak ada tapak yang jelas, aku tinggalkan sebagai seorang guru di tanah Banten. Tak ada yang berarti bagi masyarakat Banten yang merindukan jejak yang jelas untuk menghadapi kehidupannya yang aku lakukan.
Semenjak 2004, aku di tanah Cianjur, aku meragukan apa yang dapat aku perbuat sebagai perwujudan dari “siapa aku?” Tak ada yang jelas, semua yang ada remuk, retak bahkan tak berbentuk.
Aku seorang guru, yang sampai hari ini tak begitu jelas apa yang telah aku lakukan. Mencerdaskan kehidupan anak bangsa? Aku pun meragukan, jangan-jangan apa yang aku lakukan adalah sesuatu yang sia-sia, bahkan mungkin membuat pembodohan anak bangsa?

Siapa yang dapat membantu aku? Aku ingin dan rindu mencari dan mengenal diriku sendiri!

Senin, 04 Mei 2009

KESUKSESAN TAK TERBATAS

Pagi Senin 4 Mei 2009, dalam kegiatan pelaksanaan Ujian Sekolah bagi siswa kelas 12, aku mendapatkan pencerahan yang sangat luar biasa, hal ini bukan karena aku dapatkan dari seorang yang besar tapi dari seorang yang sangat luar biasa. Beliau adalah seorang biasa tapi sangat luar biasa: Bpk Jatnika Permadi, S.Pd. Beliau adalah penderita gagal ginjal, belasan kali beliau menjalani operasi, berapa kali harus masuk rumah sakit karena penyakit yang dideritanya. Serta jangan ditanya berapa biaya yang harus dikeluarkan oleh beliau untuk mempertahankan kehidupan.
Satu yang sangat menyentak aku adalah ketika beliau menyatakan bahwa apa yang dilakukan di rumah sakit adalah hanya salah satu upaya yang dilakukan walaupun itu tidak banyak menolong. Yang menolong hanyalah Allah SWT, karena secara medis bahwa beliau seharusnya selalu bergantung dengan alat yang bernama Hemodialisma (alat cuci darah).
Semata-mata kekuasaan-Nya lah beliau tidak selalu harus cuci darah.
Beliau sempat menceritakan rahasia sukses yang dilakukannya, antara lain:
Harus mengenal diri :
Siapa Aku?
Kenali potensi dan ekstensi diri kita?
Sejauh mana manfaat diri kita bagi orang lain sekitar kita?
Sudahkah mempersiapkan diri ketika Tuhan bertanya waktu kita kembali kepada-Nya?

Minggu, 03 Mei 2009

GODAAN JIN DAN MANUSIA

Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi,
Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia. (QS, 114 : 4 dan 5)
Manusia banyak yang tahan terhadap godaan yang dibisikkan oleh syetan. contoh untuk menerima uang sogokkan yang diberikan oleh seseorang untuk kelancarannya, manusia mampu untuk menolaknya, puasa pada bulan ramadhan banyak manusia yang mampu untuk melaksanakannya, walaupun semua itu dilakukan bukan tanpa godaan. Kita mampu mampu untuk sabar ketika kita dicpba oleh Allah dalam bentuk kesulitan dan penderitaan. Dan sebagainya. Segala bentuk godaan yang datangnya dari makhluk Allah SWT yang berbentuk jin manusia dapat menghindar dan menolaknya.
Tetapi ketika godaan tersebut yang datangnya dari syetan yang berbentuk dan bernama manusia banyaklah manusia yang tak mampu untuk menghindarnya. Contoh ketika manusia diajak untuk berselingkuh banyaklah manusia tidak dapat menolak dan menghindarkan dirinya untuk tidak terjerumus pada kemaksiatan ini. Begitu pula jika seseorang mendapatkan kecaman dan hinaan dari orang lain maka orang tersebut bukan hanya bereaksi pada saat itu saja, bahkan sepanjang waktu segala potensi dirinya, pikiran yang ada pada dirinya bahkan tenaga yang dimilikinya hanya untuk membalas dan mengatur strateginya untuk menghancur diri orang yang telah melakukan pengecaman dan hinaan tersebut.
Yang menjadi persoalan ketika seseorang yang telah mencurahkan waktu, pikiran dan tenaganya untuk seseorang berarti dia telah menduakan Tuhannya. INI ADALAH BENTUK KEMUSRIKAN YANG NYATA DAN TAK PERNAH TERSADARI DARI SEORANG MANUSIA.