JIKA KAMU BERBUAT BAIK (BERARTI) KAMU BERBUAT BAIK BAGI DIRIMU SENDIRI, DAN JIKA KAMU BERBUAT JAHAT MAKA (KEJAHATAN) ITU BAGI DIRIMU SENDIRI (QS. AL ISRA' AYAT 7)

Jumat, 09 Oktober 2009

Pelajaran dari Ramlan Korban Gempa Sumbar



Ramlan kini hanya punya satu kaki. Ketika terjadi gempa, kaki kanannya remuk setelah tertimpa beton. Tak ada yang berhasil menolong Ramlan untuk keluar dari jepitan beton saat itu, hingga akhirnya dia terpaksa menggergaji sendiri kaki kanannya agar bisa dikeluarkan dari gedung.
Ramlan, Menggergaji kakinya untuk bisa lolos dari beton yang menghimpitnya saat gempa.
Ketika gempa terjadi 30 September lalu, Ramlan sedang berada di lantai VII Gedung Tel komsel, Jl Khatib Sulaiman, Pa­dang. Pemuda 18 tahun tersebut sudah sebulan tinggal di Padang. Dia bekerja sebagai pekerja bangunan di gedung itu.
Saat gempa terjadi, Ramlan berusaha menyelamatkan diri. Namun naas, ketika sedang berlari, kaki kanannya tertimpa beton berukuran 4 x 4 meter dan diperkirakan beratnya mencapai 6 ton.
”Waktu gempa itu, saya berada jauh dari kawan-kawan. Ketika hendak menyelamatkan diri, tiba-tiba kaki saya ditimpa beton yang sangat berat,” ungkapnya. Beton tersebut menimpa bagian bawah betis Ramlan. Seketika itu dia berusaha meminta tolong teman-temannya yang satu pekerjaan. Teriakan Ramlan tersebut tidak digubris teman-temannya yang juga sedang melarikan diri ke lantai bawah.
Dalam pikiran Ramlan saat itu, dia harus sesegera mungkin menyelamatkan diri. Padahal, dia tak bisa ke mana-mana karena kaki kanannya penuh darah dan remuk terjepit beton.
Setengah jam kemudian, teman-teman Ramlan datang menolong. Mereka berenam berusaha mengangkat beton tersebut. Namun gagal. Akhirnya, Ramlan meminta kepada temannya untuk memotong saja kaki kanannya tersebut agar dirinya bisa dike luarkan dari jepitan beton. Tapi, permintaan Ramlan tak bisa dilakukan teman-temannya.
Melihat beratnya beban yang mengimpit serta sudah remuknya tulang kakinya, Ramlan akhirnya memberanikan diri untuk menggergaji kakinya sendiri. ” Dalam keadaan merintih kesakitan, Ramlan menggergaji kakinya.


Akhirnya teman-temannya bersedia membantu. Setelah kaki terpotong, dalam kondisi darah segar yang mengucur dan hampir pingsan, Ramlan dilarikan ke RS Selasih. Karena rumah sakit itu juga ambruk, Ramlan kemudian dibawa ke RS dr M. Djamil dan baru dirawat di RS Yos Sudarso.
Ada suatu keberanian dan sikap yang jelas dari diri seorang Ramlan, untuk memutuskan sesuatu secara cepat. Jika saja tak dilakukan menggergaji kakinya mungkin ia selamat atau mungkin juga dia akan tewas akibat kekurangan darah dalam menunggu pertolongan.


Jika saja ia menggergaji kaki ia pun akan tewas karena menahan sakit dan pendarahan yang hebat akibat nekatnya, atau dia akan segera keluar dari kemungkinan tertimpa runtuhan bangunan dan segera mendapat pertolongan setelah memotong kakinya sendiri.


Yang menjadikan permasalahan sekarang adakah yang tergerak hatinya untuk memenuhi permintaan yang amat sederhana dari seorang Ramlan: Kaki Palsu.
Pelajaran yang sangat dahsyat dari seorang pemuda Purwakarta, untuk sebuah kehidupan mempertaruhkan segalanya dengan tanpa keraguan.

Bagaimana dengan kita yang selama ini selalu mempermainkan kehidupan orang lain untuk kepentingan sesaat?

Terimakasih Ramlan! Semoga Allah SWT akan memberikan kepada Anda kaki yang lebih baik untuk mencapai derajat yang mulia di hadapan-Nya. Amin.