Dunia ini nampaknya banyak menyimpan misteri dan sulit dimengerti dengan akal sehat. Sesuatu yang semula tidak berharga, eh ternyata banyak yang membutuhkannya. Malah kadang-kadang ada yang berani membeli dengan harga tinggi. Sebagai contoh, sampai sekarang aku bingung sendiri kalau liat iklan seperti ini “Bagi yang memiliki tokek ukuran 4 ons sampai 1 Kg, silahkan menghubungi saya karena saya membutuhkan tokek dengan ukuran tersebut. Di beli dengan harga tinggi, minimal 4 ons. Hubungi saya di no.hp 081381492xxx” atau yang ini “Iklan Baris Gratis - tokek dijual. ... saya mau jual tokek 1 ekor kondisi hidup, tolong hub saya di 08176592xxx bila berminat. Harga Nego”Menurut aku apapun jenisnya, yang namanya tokek tidak lebih dari sekedar cecak yang berukuran besar, berkepala besar, memiliki kulit punggung
kasar dengan banyak bintil besar-besar, berwarna abu-abu kebiruan sampai kecoklatan dengan bintik-bintik berwarna merah bata sampai jingga, dan memiliki bentuk ekor membulat berbelang-belang. Di kampung kami, hampir di setiap bangunan lama sepertinya “memelihara” hewan yang satu ini. Meskipun jarang yang mengusir tokek dari rumahnya, tapi aku berani memastikan tak seorangpun yang dengan sengaja memberi makan pada hewan peliharaannya tersebut. Wajar saja, selain tokek tidak termasuk hewan peliharaan, dia datangpun tidak berdasarkan undangan. Mau datang silahkan, mau kabur pun tidak dilarang. Suka-suka tokek lah.Hewan yang jago begadang ini, kalau siang jarang keluar dari tempat persembunyiannya di lubang-lubang kayu, di sela atap rumah atau di belakang lemari. Dia lebih suka berburu mangsa pada waktu malam tiba. Mangsanya macam-macam, ada serangga dimakan, ada cecak kecil dilahap, ada lipan lewat disergap, ada anak tikus lewat diembat juga. Kalau matahari sudah menampakkan wajahnya, si tokek kembali ketempat persembunyiannya di lubang-lubang kayu, di sela atap rumah, di belakang lemari, dan tempat-tempat lain yang agak tersembunyi dan gelap. Sepertinya tokek termasuk hewan yang tidak pe-de dengan kulitnya yang cantik namun menjijikan bagi sebagian orang.Selain bermanfaat “menjaga” kita dari ancaman hewan berbisa seperti lipan, jelek-jelek begini si tokek ada manfaat lainnya, yaitu sebagai obat penyakit kulit gatal-gatal, terutama eksim. Mau tau caranya : Ambil seekor tokek kemudian dibakar sampai hangus. Setelah itu dihaluskan menjadi bubuk. Campurkan bubuk tokek tadi dengan sedikit kopi kemudian seduh dengan air panas . Insya Allah, dalam waktu seminggu penyakit eksim bisa kering dan sembuh.Untuk menangkap tokek gampang-gampang susah, yang penting harus hati-hati karena tokek kerap menggigit jika ditangkap. Bila dipegang, si tokek langsung membuka lebar-lebar mulutnya dan siap menggigit tangan penangkapnya. Hmmm, gigitan yang sangat kuat. Saking kuatnya, ada orang yang bilang tokek tak akan melepas gigitannya kecuali jika ada bunyi petir. Hehehe tentu saja itu merupakan suatu anggapan yang berlebihan, tapi soal gigitannya yang sukar dilepaskan boleh saja kalau mau dicoba.Kembali ke leptop, kalau sekedar buat jaga rumah dari hewan berbisa dan obat tradisonal penyakit kulit (eksim), rasanya berlebihan kalau ada yang berani membeli seekor tokek dengan harga tinggi. Semahal-mahalnya salep kulit keluaran pabrik ternama, aku kira tidak akan mencapai angka ratusan ribu rupiah. Sedangkan untuk satu ekor tokek yang beratnya 5 ons ke atas, ada yang berani beli dengan harga setengah juta rupiah. Kalau sudah begini, pasti ada sebabnya. Ada asap tentu ada api.Di saat lagi kebingungan, aku mendengar suara yang sangat akrab dengan telinga. Nyayian yang terdengar tiap malam dan saling bersahutan. tokek…………tokek…………tokek. Ntah bagaimana dan darimana tiba-tiba aku langsung teringat dengan kepercayaan kami di kampung waktu dulu, si tokek memiliki kemampuan supranatural alami. Banyaknya bunyi tokek dapat dijadikan dasar bagi orang yang lagi kebingungan untuk menentukan suatu permasalahan yang dihadapi dua pilihan, seperti lulus atau tidak lulus, jadi atau tidak jadi, dll sebagainya. Hitungannya begini, tokek……. artinya lulus, tokek……. artinya tidak lulus, tokek….lulus, tokek….tidak lulus. Begitu seterusnya sampai si tokek berhenti berbunyi.
Berkaitan dengan kemampuan meramal tokek, ada sedikit kehawatian, jangan-jangan hewan ini mahal harganya karena dicari oleh orang-orang yang kebetulan mencalonkan diri dalam pemilihan anggota DPR di daerahnya masing-masing. Harap maklum, sekarang kan lagi musim pemilihan anggota DPR. Setiap calon hampir dipastikan ada keraguan antara terpilih dan tidak terpilih. Di saat seperti ini, akan terasa wajar bila mereka membutuhkan semacam “kepastian” terpilih atau tidak terpilih. Terpilih, syukur alhamdulillah karena itu yang diharapkan. Tapi bagaimana kalau sebaliknya, sementara biaya yang telah dikeluarkan untuk sosialisasi dan kampanye sudah tak terhitung? Mereka perlu tukang ramal yang tokcer. Buang duit setengah juta rupiah tidak ada artinya asal memiliki tukang ramal handal yang tidak mata duitan, siapalagi kalau bukan tokek.
Berkaitan dengan kemampuan meramal tokek, ada sedikit kehawatian, jangan-jangan hewan ini mahal harganya karena dicari oleh orang-orang yang kebetulan mencalonkan diri dalam pemilihan anggota DPR di daerahnya masing-masing. Harap maklum, sekarang kan lagi musim pemilihan anggota DPR. Setiap calon hampir dipastikan ada keraguan antara terpilih dan tidak terpilih. Di saat seperti ini, akan terasa wajar bila mereka membutuhkan semacam “kepastian” terpilih atau tidak terpilih. Terpilih, syukur alhamdulillah karena itu yang diharapkan. Tapi bagaimana kalau sebaliknya, sementara biaya yang telah dikeluarkan untuk sosialisasi dan kampanye sudah tak terhitung? Mereka perlu tukang ramal yang tokcer. Buang duit setengah juta rupiah tidak ada artinya asal memiliki tukang ramal handal yang tidak mata duitan, siapalagi kalau bukan tokek.
3 komentar:
Kalau bapaaak sudah pasti bokkeeeek.
tokek kug isa gt...cari na d mana z...? saya maw ikutan dunkz..tw g iang poena tokek nganggur d rmah,,maw dunkz wat saya...heheheeee7x...chacha memberi clam
Saya sdh baca postingan anda. Salam kenal dari cah klaten jateng.
Posting Komentar