JIKA KAMU BERBUAT BAIK (BERARTI) KAMU BERBUAT BAIK BAGI DIRIMU SENDIRI, DAN JIKA KAMU BERBUAT JAHAT MAKA (KEJAHATAN) ITU BAGI DIRIMU SENDIRI (QS. AL ISRA' AYAT 7)

Sabtu, 29 November 2008

Wakil Rakyat, Gitu Lhooo......

Adalah sesuatu yang wajar apabila seseorang meraih kedudukan yang lebih tinggi dari pada kedudukannya sebelumnya. Sebagai contoh, seseorang yang pada saat ini menduduki jabatan wakil kepala sekolah adalah wajar bila yang bersangkutan mempunyai impian atau berkeinginan menjadi sebagai kepala sekolah. Si wakil kepala sekolah merasa tidak dapat berbuat banyak dalam hal menentukan suatu kebijakan meningkatkan kualitas sekolah kalau hanya dalam kapasitas sebagai wakil. Keinginan wakil kepala sekolah tadi jika dilihat dari sisi niatn ya mungkin dapat dibenarkan. Lama waktu dan tatacara yang diperlukan untuk mewujudkan impian bermacam-macam, ada jalur biasa, ada jalur khusus dan ada pula jalur kilat. Ada yang menunggu giliran dengan sabar dan ada juga yang menggunakan jalur pintas. Yah, harap maklum, namanya juga usaha.Barangkali kita pernah melihat seseorang tidak lagi memperdulikan etika dalam menghapus atribut wakil tadi, masalah lain-lain urusan belakang. Prinsip egp (emangnya gue pikirin……?) menjadi suatu hal yang lumrah dan seakan-akan dapat dibenarkan. Berbagai argumen pun disiapkan sebagai pembenaran terhadap keinginannya itu.Berkaitan dengan hal tersebut, aku sempat bingung dengan apa yang terjadi saat ini dengan bangsa kita. Itu lho, Pemilu 2009. Menurut pemahaman di atas, adalah sangat wajar apabila seorang wakil rakyat punya keinginan menjadi rakyat. Tapi aneh bin ajaib, yang terjadi pada saat ini justru kebalikannya. Orang-orang pada berlomba-lomba menjadi wakil rakyat. Kalau tidak percaya, lihat saja daftar calon sementara anggota DPR / DPRD di koran . Berbaris-baris persis kaya’ pengumuman seleksi penerimaan CPNS.Untuk menjadi seorang wakil rakyat mereka tempuh dengan berbagai cara. Ada yang menggunakan cara simpati dan prosedural sesuai ketentuan masing-masing partai, namun tidak sedikit pula yang berani nyerempet-nyerempet jeruji penjara. Hah, masa’ seh? La, iya lah, dengar-dengar ada tuh calon yang memakai ijazah palsu atau menggunakan ijazah paket C yang belum berada di tangan. Hihihi……. lucu ya ? Tapi kita wajib bersyukur, yang bagian seleksi kelengkapan berkas calon di KPUD matanya masih bagus alias belum pada rabun. Kalau saja sempat lolos, huh, sangat menjijikan.Belum lagi nantinya pada saat kampanye. Yang semula memble berubah menjadi orang yang murah senyum, yang sebelumnya tertutup berubah menjadi orang yang terbuka, yang sebelumnya pelit berubah menjadi dermawan. Singkat cerita, seperti halnya orang main sulap, bim salabim, tiba-tiba saja yang semula negatif tiba-tiba menjadi positif. Pasti ada yang bertanya ”Lha itu kan hal yang baik, kenapa dipersoalkan?” Iya seh, tapi ini neh soalnya, biasanya orang-orang seperti itu kembali ketabiat awal begitu pemilu selesai. Namanya juga belang, lain soal kalau sekedar selang, gosok-gosok sedikit pakai rinso dijamin bersih kembali. Tapi kalau sudah belang, alamaaaaak........!!!Kakek aku pernah bilang, dari pada kita dititip amanat lebih baik dititip duit. Kalau amanat itu harus disampaikan dan diperjuangkan, apalagi amanat yang menyangkut kepentingan orang banyak. Bahkan Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, “Empat hal yang barangsiapa keempatnya ada padanya maka dia seorang munafik yang murni dan barangsiapa yang terdapat pada dirinya salah satu darinya berarti ada pada dirinya sebuah kemunafikan; jika dipercaya berkhianat, jika berbicara berdusta, jika berjanji tidak menepati, dan jika bertikai ia berbuat curang.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Nah, loh.....!!Mohon maaf bung, tentu saja aku tidak menggeneralkan semua calon legislatif seperti itu, ingat saja pesan orang tua, ada malam pasti ada siang, ada pasang pasti ada surut. Demikian pula dengan calon wakil kita, pasti ada pula yang masih dapat dipercaya. Memang seh agak susah pilah-pilihnya, harap maklum, yang satu masih saudara, yang satunya masih tetangga, yang satunya masih kenalan, yang satu pernah kasih bola dan kain sarung, dan sebagainya dan sebagainya.Kembali ke pokok permasalahan, tingginya minat yang mau menjadi wakil rakyat, sampai saat ini masih membingungkan. Kalau saja wakil rakyat itu adalah pekerjaan, tentu saja tidak ada persoalan. Menjadi anggota DPR / DPRD itu bukan pekerjaan, tetapi hanyalah jabatan. Menurut orang-orang, anggota DPR atau DPRD itu pada dasarnya adalah pengemban amanat rakyat, kepada merekalah kita serahkan mau kemana negara atau daerah ini dibawa. Mau maju atau mau mundur atau jalan di tempat semuanya ada di pundak mereka. Apakah mungkin mereka berlomba-lomba menjadi wakil rakyat semata-mata hanya untuk mengemban amanat yang begitu berat?Huh, pusing aku memikirkannya. Aku lelah dan ngantuk yang amat sangat, mungkin sebaiknya aku tidur dulu sambil berharap begitu bangun aku sudah tahu jawabannya.
(Catatan Orang Pulau : Saat Bibir Tak Mampu Berkata)

3 komentar:

Anonim mengatakan...

aku orang pertama lagi.cihuyyyyu.....
pak dilihatdari judul kirainteh apa,tapi pas saya baca ternyata??????
tapi pak kenapa sekarang masih banyak yang korupsi padahal indonesia negara hukum kenapa gak dihukum mati aja mungkin yang berniat krupsi takut.and jika gak da yang korupsi masyarakat senang.
btw pak apa sich ciri-ciri orang korupsi????
no absen:38 10.4

Anonim mengatakan...

Kenapa harus berlomba-lomba menjadi wakil rakyat. yang paling berkuasakan adalah rakyat. Wakil rakyat harus bisa merakyat, kalau tidak siap-siap disunaaaaaaat sampai putus. Akur kan Cooooooy.

Anonim mengatakan...

Sabar ya pak.Siapa tahu bapak nanti di bolehin nikah lagi pastinya dengan persyaratan yang sama. OK! 27 105