Sering kita melihat dan mendengarkan orang yang telah menyumbangkan hartanya ke Mesjid atau pun panitia suatu kegiatan, kemudian mereka mempertanyakan kemana harta yang telah disumbangkannya itu dipergunakan untuk apa saja? dan kemana dipergunakannya titipan mereka!
Seakan harta yang telah dikeluarkan itu masih dalam penguasaannya? Adakah keikhlasan dari orang-orang seperti ini?
Ketika saat Hari Raya Kurban pun, sering terdengar harga kambing amat mahal? Hewan Qurbannya kok kecil banget? Timbul pertanyaan kecil: adakah hubungan antara harga, besar kecil hewan kurban yang di berikan dengan ketaqwaan kita?
Dari referensi yang sempat dibaca, yang dinyatakan sebagai hewan qurban adalah sangat normatif, artinya usia hewan qurban telah memenuhi, hewan qurban haruslah sehat dan tidak cacat.
Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik.(QS. 22 : 37)
Yang akan sampai kepada Sang Pencipta hanyalah ketaqwaan kita serta tingkat keikhlasan kita dalam berbuat, jadi tak pernah Tuhan melihat berapa besar hewan kurban yang kita berikan, berapa berat hewan kurban kita.
Sekarang masih perlukah mempertanyakan berapa harga harga kurban yang kita berikan, dan berapa kilo berat daging hewan yang kita kurbankan tersebut?
Kita hanya mempunyai kewajiban untuk melaksanakan kurban secara iklhas dalam mencapai keridhoan Nya. Dan demikian juga dalam kita mempergunakan harta kita, kita dapat mempergunakan harta tersebut hanya dalam jalan Nya. Jika menyumbangkan harta kita, cukup sampai pada kita menyerahkannya kepada panitia secara ikhlas dalam rangka ketakwaan kita, sementara yang lain-lain kita cukup mempercayakan kepada mereka karena mereka pun akan dimintakan pertanggungjawaban atas amanah yang telah kita berikan pada mereka.
Implikasi pada kita adalah kita menjadi tenang dalam melaksanakan kehidupan ini dan tidak kita tak pernah berburuk sangka pada orang lain. kita dapat memulai dari setiap langkah kehidupan kita dengan ketulusan.
Kamis, 04 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar